Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Senin, 25 Maret 2013

Muslim Selandia Baru


Terletak di Pasifik Selatan, Selandia Baru adalah sebuah negara yang memiliki penduduk sebanyak 3,9 juta jiwa, di mana kurang dari satu persen atau sekitar 37.000 di antara penduduknya memeluk Islam (berdasarkan sensus 2006).
Muslim menjadi kelompok minoritas. Konsentrasi muslim terbesar berada di Kota Auckland. Sementara sebagian kecil menyebar di beberapa kota meliputi Wellington, Christchurch, Hamilton, Dunedin, Hastings, Tauranga, New Plymouth, Hawera, Whangarei dan Palmerston North.
Sensus menyebutkan bahwa kaum Muslim pertama kali datang ke Selandia Baru pada tahun 1874. Muslim pertama yang tinggal di Selandia Baru adalah 15 orang keturunan Cina Mahometans.
Mereka tinggal di area pertambangan di Dunstan Otago. Namun saat industri pertambangan menurun, mereka lalu kembali ke negaranya tanpa seorang pun yang tinggal.
Muslim kembali hadir di Selandia Baru pada akhir abad 18 dan awal abad 19 atau di tahun 1890-an dan 1900-an. Beberapa laki-laki keturunan India Punjabi dan Gujarati datang. Dan sejak tahun 1930 dan 1940-an, kaum laki-laki ini membawa serta istri dan keluarga mereka ke Selandia Baru.
Sebuah perumahan Muslim pertama sudah berdiri di sekitar Kota Auckland sekitar tahun 1900-an. Saat perayaan Idul Adha tahun 1950, para imigran dan anak-anak membentuk sebuah organisasi Islam pertama di negara ini bernama New Zealand Muslim Association (NZMA).
Para imigran ini melalui organisasi yang terbentuk mulai mengatur dirinya sendiri dan mengajak setiap Muslim untuk melakukan shalat berjamaah, belajar Alquran dan juga memperingati hari-hari besar Islam.
Seiring bertambahnya jumlah Muslim, kebutuhan akan tempat ibadah dan pendidikan keagamaan pun mendesak untuk dipenuhi. Mereka lalu membeli sebuah rumah di Auckland untuk dijadikan pusat kegiatan keislaman pada tahun 1957.
Rumah itulah menjadi pusat Islam pertama di Selandia Baru. Yang secara rutin melaksanaka ibadah shalat berjamaah, mempelajari Alquran serta memotivasi Muslim di Selandia Baru untuk memperingati hari-hari besar Islam.
Terbentuknya New Zealand Muslim Association (NZMA) tahun 1950 di Auckland dan juga berkembangnya kegiatan Islam di kota itu juga mendorong berdirinya organisasi Islam di Kota Wellington dengan nama Wellington Muslim Association yang kemudian menjadi International Muslim Association of New Zealand (IMAN).
Perubahan nama organisasi ini mengikuti situasi di Wellington di mana sebagian besar umat Muslim adalah pelajar dari berbagai negara, sebagai bagian dari 'Colombo Plan'.
Laman www.fianz.org menyebutkan asosiasi Muslim pun bermunculan di beberapa kota di Selandia Baru mulai pertengahan abad 15, di mana organisasi ini terdaftar di pemerintah sebagai suatu kelompok kerjasama.
Fungsi asosiasi di masa itu adalah untuk mengusahakan pemenuhan kebutuhan komunitas Muslim. Dalam beberapa, kasus termasuk mendirikan kelas-kelas Alquran dan pengetahuan Islam bagi anak-anak. Dan juga kelompok belajar bagi laki-laki dan perempuan dewasa.
Dan pada akhir tahun 1970-an, asosiasi-asosiasi ini nampak meningkatkan kapasitasnya dan juga efisiensi yang mewakili Muslim secara keseluruhan baik di tingkat nasional dan internasional. Maka pada September 1979, Federation of Islamic Association of New Zealand (FIANZ) terbentuk.
Saat ini, komunitas Muslim di Selandia Baru menaungi Muslim 35 kewarganegaraan yang berbeda. Selama tiga dekade terakhir jumlah Muslim terus bertambah sebanyak 15.000 orang.
Layaknya Pusat Islam, jumlah masjid di Selandia Baru juga bertambah. Empat masjid dibangun di beberapa wilayah, meliputi Ponsonby dan MasWest Auckland (keduanya di Auckland), Hamilton dan Christchurch. Di Pegunungan Roskill (Auckland) sebuah gereha diubah menjadi sebuah masjid.
Pusat Islam berada di Otahuhu (Auckland), Palmerston North, Porirua dan Newtown (Wellington). Sejumlah lahan juga dipersiapkan di beberapa kota untuk didirikan sebuah masjid dan Pusat Islam. Sebuah sekolah Islam juga didirikan di Auckland. Pada waktu bersamaan, kebutuhan spiritual untuk lahan kuburan Muslim pun terpenuhi.
Sekolah dan universitas mengirimkan siswa mereka untuk mengunjungi pusat Islam dan masjid agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Islam dan kegiatan-kegiatannya. Sebaliknya perguruan tinggi dan juga lembaga pendidikan lainnya dikunjungi oleh asosiasi Muslim. Program televisi dan radio juga memasukkan program keislaman, dan ilmuwan Islam terkenal dihadirkan untuk kuliah umum.
Data mencatat 63 persen populasi Muslim di Selandia Baru tinggal di Auckland. Dari sembilan masjid yang ada di Selandia Baru, lima di antaranya berada di Kota Auckland. Dengan masjid terbesar di Auckland berada di Ranuai, sebuah daerah di pinggir kota.
Semakin tingginya ketertarikan akan Islam dan juga perannya di dunia mendorong Universitas Auckland memasukkan sebuah mata kuliah tentang studi keislaman bagi mahasiswanya.
Universitas Auckland memasukkan studi Islam dalam program sarjana teologi dimulai pada 2012.
Jurusan teologi di Universitas Auckland fokus pada pemahaman agama dan ritual kristiani, namun universitas memperlebar cakupan dengan menawarkan pada mahasiswa yang tertarik untuk mendalami agama dan kepercayaan.
Studi tentang kebudayaan Islam dan komunitasnya dinilai sebagai komponen penting di seluruh universitas terkenal dunia, di mana Islam memberi kontribusi pada peradaban, sejarah dan juga percaturan politik dunia.
Dalam studi keislaman ini akan dipelajari tentang sejarah Islam, termasuk perkembangan teologi Islam, filsafat dan juga terjemahan dari kandungan Alquran.
Sedangkan sekolah Islam pertama yang berdiri adalah Al-Madinah, berlokasi di daerah pinggiran Kota Auckland, Mangere.
Berdasarkan dari laporan terakhir, Al-Madinah yang memiliki 350 siswa ini menjadi sekolah dengan nilai terendah di Selandia Baru. Di Auckland terdapat pula sekolah Islam khusus untuk peremuan bernama Zayed College.
Laman www.30-days.net menyebutkan mayoritas Muslim di Selandia Baru beraliran Sunni. Sementara ada juga komunitas kecil berjumlah 1.500 orang beraliran Syiah.
Berdasarkan data keimigrasian, jumlah ini berlipat dua dalam tiga tahun terakhir. Beberapa anggota komunitas Syiah membuka sekolah akhir pekan yang mempelajari bahasa Arab.
Mereka berharap segera membangun sekolah Islam Syiah di Auckland.
Organisasi yang menaungi pelajar dan pemuda Muslim terbentuk pada tahun 1997 dengan nama The Muslim Students and Youth Association of New Zealand (MSYANW). Asosiasi ini adalah afiliasi dari FIANZ. Asosiasi ini dikelola oleh mahasiswa dan pemuda Islam.
Dijelaskan dalam laman www.wikipedia.org, bahwa asosiasi ini menyelenggarakan aktivitas reguler seperti membuka kelas pembelajaran keislaman, menghelat turnamen olahraga dan juga menyelenggarakan kamping pemuda Muslim.
MSYANW juga bekerjasama dengan FIANZ dalam menyelenggarakan kegiatan rutin bertajuk Islam Awareness Week.
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi penambahan jumlah pelajar asing dari Malaysia dan Singapura. Penambahan ini memengaruhi proporsi Muslim di beberapa universitas di Selandia Baru, termasuk di Universitas Dunedin. Di Universitas Dunedin ini terdapat masjid yang terkenal bernama Al-Huda.(Republika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar